Tahukah anda bahwa saat sekarang banyak anak-anak senang sekali bermain dengan Handphone?. Handphone pada awalnya merupakan alat untuk komunikasi jarak jauh. Namun karena untuk mengimbangi kemajuan zaman yang makin pesat, maka banyak perusahaan berlomba-lomba membuat alat komunikasi ini menjadi canggih, sehingga terciptalah perangkat lunak menjadi sebuah telepon multifungsi dengan dilengkapi fitur-fitur menarik seperti aplikasi chatingan, medsos, video call, yotube, audio dan lain-lain. Dengan adanya fitur-fitur menarik itulah menjadikan anak-anak sekarang suka sekali terhadap Handphone atau gadget pintar tersebut. Survey membuktikan saat ini, bahwa anak-anak lebih suka memainkan handphone jenis android dibandingkan dengan permainan yang bisa dibeli di toko mainan. Mereka sangat suka jika orangtuanya menunjukan, membimbing dan mengajarkan cara-cara membuka dan memainkan aplikasi-aplikasi seperti game dan tayangan-tayangan video di youtube.
Menurut penelitian hasil temuan dari University di Kanada, bahwa anak lebih suka bermain game video daripada bermain-main di lapangan hijau. Permainan video memiliki simulasi-simulasi untuk meningkatkan level IQ anak. Menurut survey yang dilakukan di beberapa daerah perkotaan hampir 50% anak-anak balita menyukai atau bermain dengan handphone atau gadget pintar, 80 % anak-anak pelajar tingkat SD, 90 % anak-anak pelajar SMP dan 95 % pelajar SLTA dan Mahasiswa menyukai handphone atau gadget pintar ini. Dalam penelitian, aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan permainan game video sangat cepat sekali diserap oleh otak sensorik anak. Dulu sebelum mewabahnya handphone di berbagai kalangan, ternyata elektronik lain seperti televisi menguasai otak sensorik manusia, ketika televisi menayangkan film-film kartun yang lucu ternyata anak-anak sangat menyukainya, dan ini bukan hanya anak-anak ternyata orang-orang dewasa lebih suka melihat tayangan-tayangan di televisi seperti film sinetron atau berita-berita bersifat vulgar. Sekarang dengan munculnya gadget pintar atau handphone ini, ternyata lebih praktis dan lebih enjoy dalam penggunaannya, selain murah harganya juga bisa dibawa kemana-mana, mudah sekali. Sehingga drastis, migrasi besar-besaran pengguna atau penonton setia televisi beralih ke handphone jenis android ini, sehingga tak ayal lagi jika orangtua memiliki handphone android atau gadget pintar itu, otomatis hal ini juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak di rumah, terutama dalam masa pembentukan karakteristik atau psikologisnya. Dengan pesatnya kemajuan bidang Informasi Teknologi (IT) saat ini, maka dari belahan dunia manapun termasuk Indonesia juga terimbas dengan barang-barang import dari China, Jepang dan negara-negara maju lainnya.
Dengan pengaruh yang cukup besar dari kemajuan industri elektronik, termasuk salah satunya dengan merambah perangkat android ini, memang layak kita harus mencari solusinya agar pengaruh ini tidak menjadi candu bagi anak-anak kita.
Apabila melihat perkembangan kemajuan IT di negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina dan Indonesia, menurut survey tahun 2014 yang disimpulkan oleh the Asian Parent Insight bersama Samsung Young KIds, sebanyak 2500 orangtua di negara-negara tersebut diatas. ternyata 98% responden tersebut membolehkan anak-anaknya memakai gadget pintar tersebut. Alasan mereka membolehkan dikarenakan untuk kepentingan pendidikan (edukasi), hiburan dan alat untuk bermain. Sehingga dengan membolehkan anak-anak memegang handphone versi android, orangtua menjadi tenang dan bisa sibuk bekerja. Apakah anda termasuk orang yang berfihak kepada 98% responden yang membolehkan anak-anak memegang handphone android tersebut?". Apakah tidak menjadi khawatir jika pengaruh tersebut menjadi kecanduan dalam diri anak?.
Kemudian apa tugas anda jika anak-anak dibolehkan menggunakan gadget pintar tersebut?. Tiga pertanyaan tersebut tentunya ini harus mendapat respon para orangtua saat ini.
Jika melihat kondisi anak-anak di negara manapun berada, terutama daerah-daerah yang sangat dekat dengan perkotaan, eksistensi dengan pengaruh globalisasi ini cukup mengkhawatirkan, mereka (anak-anak) sudah banyak yang tidak peduli terhadap perintah atau nasihat orangtua, dari kebanyakan itu disebabkan anak-anak terlalu sibuk bermain dengan gadget pintar tersebut.
Dulu, anak-anak hanya bisa bermain di lapangan hijau, entah bermain lompat tali, congklak atau main kucing-kucingan dan banyak lagi permainan tradisional lainnya. Mereka walaupun suka dengan permainan tersebut, namun mereka patuh terhadap nasihat-nasihat orangtua, dan jika waktunya shalat, makan, mengaji, bekerja membantu orangtua dan belajar, mereka tidak lagi diperintah lagi, seakan-akan waktu-waktu itu dijadwal sedemikian rupa. Bagaimana dengan kondisi sekarang, ketika anak-anak terpengaruh kemajuan IT?". Tentunya hanya orangtualah yang bisa merasakan dengan kondisi tersebut bukan?'.
Ada beberapa tips atau cara agar anak-anak tidak kecanduan dengan handphone atau gadget pintar tersebut, diantaranya:
Tahap 1:
Jadwalkan anak-anak untuk menggunakan waktu memegang handphone 30 s.d. 60 menit dalam satu hari pemakaian dengan wakt-waktu tertentu, berikan contoh tayangan-tayangan yang bersifat mendidik, tidak diperkenankan anak-anak yang menonton video yang bersifat imajinasi atau penyajian gambar yang tidak masuk akal, karena jika tayangan-tayangan ini dibuka atau diberikan kepada anak-anak, justru hal ini merupakan dasar-dasar penerapan pengaruh hal yang bersifat candu atau ketagihan, jika tidak berhasil, ditingkatkan pada tahap selanjutnya;
Tahap 2:
Sebagai orangtua selalu hati-hati menyimpan dan menggunakan handphone versi android, semisal jika menggunakannya jangan sekali-kali membuka aplikasi-aplikasi lain, seperti video, gambar-gambar atau audio yang sifatnya tidak mendidik terhadap perkembangan karakter anak, alihkan terhadap tayangan-tayangan bersifat positif yang membangun karakter anak, semisal tayangan yang bersifat motivasi tentang pengenalan-pengenalan yang berhubungan dengan pengetahuan edukatif (agama, matematis, sains, sejarah dan lingkungan hidup) jika tidak berhasil, bisa ditingkatkan pada tahap selanjutnya;
Tahap 3:
Tahap 3 ini tahap diharapkan untuk benar-benar mendidik anak-anak, cobalah tidak menggunakan kapanpun handphone versi android di rumah, anda bisa menggunakannya di lokasi yang jauh dengan rumah yang dekat dengan anak-anak, jika tidak berhasil,bisa ditingkatkan pada tahap selanjutnya;
Tahap 4 :
Tahap ini yang paling akhir untuk menyelesaikan problematika terkait dengan gadget pintar, di tahap ini kami menyarankan cobalah jangan menggunakan handphone versi android, anda boleh atau bisa berkomunikasi dengan orang lain, tetapi menggunakan handphone jadul, kalaupun anda tidak selalu standbye memosting chattingan atau berpisah dengan group chatingan semisal WhatsApp, buat apa jika anak-anak kita hancur masa depannya disebabkan kecanduan gadget pintar, janganlah kita mau dikendalikan oleh gadget pintar ini, namun sebaliknya kendalikanlah diri kita masing-masing dari ketergantungan media sosial, dengan demikian jika anda bisa mengendalikan diri, anak-anakpun di rumah tidak lagi membuka aplikasi-aplikasi video, gambar dan audio tidak mendidik anak, dan ini merupakan tanda-tanda kasih sayang buat buah hati kita, sekian s'moga bermanfaat.
Menurut penelitian hasil temuan dari University di Kanada, bahwa anak lebih suka bermain game video daripada bermain-main di lapangan hijau. Permainan video memiliki simulasi-simulasi untuk meningkatkan level IQ anak. Menurut survey yang dilakukan di beberapa daerah perkotaan hampir 50% anak-anak balita menyukai atau bermain dengan handphone atau gadget pintar, 80 % anak-anak pelajar tingkat SD, 90 % anak-anak pelajar SMP dan 95 % pelajar SLTA dan Mahasiswa menyukai handphone atau gadget pintar ini. Dalam penelitian, aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan permainan game video sangat cepat sekali diserap oleh otak sensorik anak. Dulu sebelum mewabahnya handphone di berbagai kalangan, ternyata elektronik lain seperti televisi menguasai otak sensorik manusia, ketika televisi menayangkan film-film kartun yang lucu ternyata anak-anak sangat menyukainya, dan ini bukan hanya anak-anak ternyata orang-orang dewasa lebih suka melihat tayangan-tayangan di televisi seperti film sinetron atau berita-berita bersifat vulgar. Sekarang dengan munculnya gadget pintar atau handphone ini, ternyata lebih praktis dan lebih enjoy dalam penggunaannya, selain murah harganya juga bisa dibawa kemana-mana, mudah sekali. Sehingga drastis, migrasi besar-besaran pengguna atau penonton setia televisi beralih ke handphone jenis android ini, sehingga tak ayal lagi jika orangtua memiliki handphone android atau gadget pintar itu, otomatis hal ini juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak di rumah, terutama dalam masa pembentukan karakteristik atau psikologisnya. Dengan pesatnya kemajuan bidang Informasi Teknologi (IT) saat ini, maka dari belahan dunia manapun termasuk Indonesia juga terimbas dengan barang-barang import dari China, Jepang dan negara-negara maju lainnya.
Dengan pengaruh yang cukup besar dari kemajuan industri elektronik, termasuk salah satunya dengan merambah perangkat android ini, memang layak kita harus mencari solusinya agar pengaruh ini tidak menjadi candu bagi anak-anak kita.
Apabila melihat perkembangan kemajuan IT di negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina dan Indonesia, menurut survey tahun 2014 yang disimpulkan oleh the Asian Parent Insight bersama Samsung Young KIds, sebanyak 2500 orangtua di negara-negara tersebut diatas. ternyata 98% responden tersebut membolehkan anak-anaknya memakai gadget pintar tersebut. Alasan mereka membolehkan dikarenakan untuk kepentingan pendidikan (edukasi), hiburan dan alat untuk bermain. Sehingga dengan membolehkan anak-anak memegang handphone versi android, orangtua menjadi tenang dan bisa sibuk bekerja. Apakah anda termasuk orang yang berfihak kepada 98% responden yang membolehkan anak-anak memegang handphone android tersebut?". Apakah tidak menjadi khawatir jika pengaruh tersebut menjadi kecanduan dalam diri anak?.
Kemudian apa tugas anda jika anak-anak dibolehkan menggunakan gadget pintar tersebut?. Tiga pertanyaan tersebut tentunya ini harus mendapat respon para orangtua saat ini.
Jika melihat kondisi anak-anak di negara manapun berada, terutama daerah-daerah yang sangat dekat dengan perkotaan, eksistensi dengan pengaruh globalisasi ini cukup mengkhawatirkan, mereka (anak-anak) sudah banyak yang tidak peduli terhadap perintah atau nasihat orangtua, dari kebanyakan itu disebabkan anak-anak terlalu sibuk bermain dengan gadget pintar tersebut.
Dulu, anak-anak hanya bisa bermain di lapangan hijau, entah bermain lompat tali, congklak atau main kucing-kucingan dan banyak lagi permainan tradisional lainnya. Mereka walaupun suka dengan permainan tersebut, namun mereka patuh terhadap nasihat-nasihat orangtua, dan jika waktunya shalat, makan, mengaji, bekerja membantu orangtua dan belajar, mereka tidak lagi diperintah lagi, seakan-akan waktu-waktu itu dijadwal sedemikian rupa. Bagaimana dengan kondisi sekarang, ketika anak-anak terpengaruh kemajuan IT?". Tentunya hanya orangtualah yang bisa merasakan dengan kondisi tersebut bukan?'.
Ada beberapa tips atau cara agar anak-anak tidak kecanduan dengan handphone atau gadget pintar tersebut, diantaranya:
Tahap 1:
Jadwalkan anak-anak untuk menggunakan waktu memegang handphone 30 s.d. 60 menit dalam satu hari pemakaian dengan wakt-waktu tertentu, berikan contoh tayangan-tayangan yang bersifat mendidik, tidak diperkenankan anak-anak yang menonton video yang bersifat imajinasi atau penyajian gambar yang tidak masuk akal, karena jika tayangan-tayangan ini dibuka atau diberikan kepada anak-anak, justru hal ini merupakan dasar-dasar penerapan pengaruh hal yang bersifat candu atau ketagihan, jika tidak berhasil, ditingkatkan pada tahap selanjutnya;
Tahap 2:
Sebagai orangtua selalu hati-hati menyimpan dan menggunakan handphone versi android, semisal jika menggunakannya jangan sekali-kali membuka aplikasi-aplikasi lain, seperti video, gambar-gambar atau audio yang sifatnya tidak mendidik terhadap perkembangan karakter anak, alihkan terhadap tayangan-tayangan bersifat positif yang membangun karakter anak, semisal tayangan yang bersifat motivasi tentang pengenalan-pengenalan yang berhubungan dengan pengetahuan edukatif (agama, matematis, sains, sejarah dan lingkungan hidup) jika tidak berhasil, bisa ditingkatkan pada tahap selanjutnya;
Tahap 3:
Tahap 3 ini tahap diharapkan untuk benar-benar mendidik anak-anak, cobalah tidak menggunakan kapanpun handphone versi android di rumah, anda bisa menggunakannya di lokasi yang jauh dengan rumah yang dekat dengan anak-anak, jika tidak berhasil,bisa ditingkatkan pada tahap selanjutnya;
Tahap 4 :
Tahap ini yang paling akhir untuk menyelesaikan problematika terkait dengan gadget pintar, di tahap ini kami menyarankan cobalah jangan menggunakan handphone versi android, anda boleh atau bisa berkomunikasi dengan orang lain, tetapi menggunakan handphone jadul, kalaupun anda tidak selalu standbye memosting chattingan atau berpisah dengan group chatingan semisal WhatsApp, buat apa jika anak-anak kita hancur masa depannya disebabkan kecanduan gadget pintar, janganlah kita mau dikendalikan oleh gadget pintar ini, namun sebaliknya kendalikanlah diri kita masing-masing dari ketergantungan media sosial, dengan demikian jika anda bisa mengendalikan diri, anak-anakpun di rumah tidak lagi membuka aplikasi-aplikasi video, gambar dan audio tidak mendidik anak, dan ini merupakan tanda-tanda kasih sayang buat buah hati kita, sekian s'moga bermanfaat.